Apabila konsep Freud mengenai dinamika kepribadian kita kaji
dengan cukup seksama, maka kita akan menemukan bahwa dinamika-dinamika
kepribadian sebagian besar diatur oleh keperluan memuaskan kebutuhan-kebutuhan
dimana peran lingkungan tidak disangsikan lagi amatlah penting. Dari sini pun
kita bisa melihat bahwa, dibalik penekanannya atas stimulus-stimulus internal,
Freud tidak mengabaikan pengaruh lingkungan terhadap kepribadian atau tingkah laku
individu.
Peran atau pengaruh lingkungan terhadap kepribadian individu
ditunjukkan oleh fakta bahwa disamping bisa memuaskan atau menyenangkan
individu, lingkungan juga bisa memfrustasikan, tidak menyenangkan, dan bahkan
mengancam atau membahayakan individu. Terhadap stimulus-stimulus tertentu yang
dihadapinya, dalam hal ini stimulus yang mengancam atau membahayakan, individu
biasanya menunjukan reaksi ketakutan, lebih-lebih apabila stimulus-stimulus
tersebut tidak bisa diatasi atau sulit dikendalikan. Dan apabila stimulus yang
membahayakn itu terus-menetus menghantui atau mengancam individu, maka individu
ini akan mengalami kecemasa (anxiety).
Freud membagi kecemasan ke dalam tiga
jenis kecemasan, yakni kecemasan riel, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.

Kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata
yang berasal dari dunia luar seperti api, binatang buas, orang jahat,
penganiayaan, dan hukuman.

Kecemasan atas tidak terkendalinya naluri-naluri primitif oleh ego
yang nantinya bisa mendatangkan hukuman. Sungguhpun sumbernya berada didalam
diri, kecemasan neurotik pada dasarnya berlandaskan kenyataan, sebab hukuman
yang ditakutkan oleh ego individu berasal di dunia luar.

Menyatakan diri dalam bentuk rasa bersalah atau perasaan berdosa.
Sama halnya dengan kecemasan neurotik, kecemasan moral bersifat nyata, dalam
arti bahwa tekanan superego atas ego yang menimbulkan kecemasan moral itu
mengacu kepada otoritas-otoritas yang riel atau nyata ada diluar individu
(orang tua, penegak hukum, dan masyarakat)
Sungguhpun dapat menyebabkan individu berada dalam keadaan yang
tidak menyenangkan (meningkatnya tegangan), kecemasan pada dasarnya memiliki
arti penting bagi individu. Secara ringkas bisa dikatakan bahwa kecemasan
fungsi sebagai peringatan bagi individu agar mengetahui adanya bahaya yang
sedang mengancam, sehingga individu tersebut bisa mempersiapkan langkah-langkah
yang perlu diambil untuk mengatasi bahaya yang mengancam itu. Kecemasan ini masih
akan kita persoalkan dalam pembahasan berikut.
SUMBER :
Koeswara, E.,
(1991). Teori-teori kepribadian.
Bandung : PT Eresco
Tidak ada komentar:
Posting Komentar