Rabu, 26 September 2012

observasi kelompok 7



JURNAL KOHESIFITAS SUPORTER TIM  SEPAK BOLA PERSIJA
LATAR BELAKANG
-          kohesivitas adalah bagian yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari sebuah kelompok. Kohesivitas adalah hal yang paling mendasar namun juga yang paling besar pengaruhnya. Adanya kelompok belum tentu memiliki sebuah kohesivitas yang tinggi, namun dengan adanya kohesivitas yang tinggi sangat mudah menciptakan kelompok yang kuat. 
MASALAH PENELITIAN
1. Bagaimanakah kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania?
2. Faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas individu dalam kelompok kecil TheJakmania?
TUJUAN PENELITIAN
-          untuk mengetahui bagaimanakah kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jakmania.
-           Ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kohesivitas individu dalam kelompok kecil TheJakmania
Manfaat Penelitian
-          Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kelompok The Jakmania memiliki bentuk kohesivitas seperti aktifitas kelompok dalam komunitas, aktifitas kelompok kecil, proses pengambilan keputusan, identitas kelompok,kohesivitas kelompok di luar lapangan,kohesivitas kelompok di lapangan.
-          Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kelompok The Jakmania khususnya bagi komunitas The Jakmania Kukusan dan secara umum untuk kelompok dan komunitas lainnya
Kohesivitas
-          Walgito (2007) menyatakan bahwa kohesivitas kolompok adalah saling tertariknya atau saling senangnya anggota satu dengan yang lain dalam kelompok.
Suporter
-          suporter  adalah orang yang memberikan dukungan, sokongan, dalam pertandingan. (Alwi, 2005)
Kesimpulan
Kohesivitas individu dalam kelompok kecil dilihat dari:
  1. Aktifitas kelompok dalam komunitas (main bolabareng, satu lingkungan, bakti sosial dan nonton bola bareng)
  2. aktifitas kelompok kecil (pulang pergi bersama, patungan, pulangdan pergi bersama), proses pengambilan keputusan kelompok (berdiskusi, solusi,pengambilan keputusan)
  3. identitas kelompok (warna, tulisan, logo-logo, warna, logo,atribut Persija), kohesivitas kelompok di luar lapangan (proses menumbuhkan keterikatan

observasi kelompok 3


KECEMBURUAN PADA KAUM HOMOSEKSUAL PRIA (GAY) DI JAKARTA
LATAR BELAKANG
-          Minoritasnya kaum gay

TUJUAN
-          Ingin mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran kecemburuan pada kaum gay di jakarta 

MANFAAT
-          Dapat mencegah rasa cemburu pada gay sehingga dapat dikembangkan upaya pencegahan terjadinya kasus kriminal pada kaum gay

DEFINISI
-          Kecemburuan adalah bentuk lain dari pengalaman emosi negatif yang diakibatkan oleh hilangnya hubungan yang berharga terhadap objek yang di cemburui baik dalam keadaan nyata maupun imajinasi 
(Salovey, 1991 dalam Miller, et al., 2007,)
-          “Homoseksual adalah individu yg memiliki ketertarikan seksual terhadap orang – orang yg memiliki jenis kelamin sama dengan dirinya” (Cohn, 1974.34).
-          Menurut White, terdapat tahap-tahap kecemburuan. : ancaman,berpikir,reaksi emosional,coping. 

METODE
-          Metode yang digunakan adalah obervasi dan wawancara dengan menggunakan pendekatan kualitatif.  Metode wawancara sebagai metode pengumpulan data utama. Dan observasi digunakan sebagai penunjang  dalam berlangsungnya kegiatan wawancara.

HASIL
Seputar kecemburuan:
         keseluruhan subyek mengalami hurt (luka), fear and anxiety (takut dan cemas). Sedangkan untuk anger (marah), hanya subyek 2 dan subyek 3 yang mengalaminya.
         2 tipe kecemburuan yaitu Reactive jealousy & Suspicious jealousy

observasi kelompok 4


EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN GOTONG ROYONG (COOPERATIVE LEARNING) UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI PELAJARAN MATEMATIKA

LATAR BELAKANG
-          Salah satu faktor yang dapat berpengaruh buruk terhadap prestasi matematika siswa adalah kecemasan.
-          Berdasarkan hal ini peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen untuk mengetahui apakah metode belajar tertentu dapat mengatasi kecemasan dalam belajar matematika

TEORI
-          Stodolsky 1985, menyatakan bahwa metode pembelajaran gotong royong (cooperative learning) dapat menurunkan kecemasan siswa terhadap mata pelajaran ilmu pengetahuan dan matematika.
-          Ada juga hasil penelitian oleh Okebula 1986 bahwa kecemasan siswa dapat menurun ketika diciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, bebas dari rasa tegang, dan adanya rasa saling mempercayai antara satu dengan yang lainnya.

METODE PENELITIAN
-          Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan skala kecemasan.
-          Observasi yang dilakukan adalah observasi non-partisipan.

Hasil dan Kesimpulan
-          Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian perlakuan berupa Metode Pembelajaran Gotong Royong (Cooperative Learning) terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. Ada perbedaan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
-          Kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan mengalami penurunan skor kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika, sedangkan kelompok kontrol tidak.

KECEMASAN


Apabila konsep Freud mengenai dinamika kepribadian kita kaji dengan cukup seksama, maka kita akan menemukan bahwa dinamika-dinamika kepribadian sebagian besar diatur oleh keperluan memuaskan kebutuhan-kebutuhan dimana peran lingkungan tidak disangsikan lagi amatlah penting. Dari sini pun kita bisa melihat bahwa, dibalik penekanannya atas stimulus-stimulus internal, Freud tidak mengabaikan pengaruh lingkungan terhadap kepribadian atau tingkah laku individu.
Peran atau pengaruh lingkungan terhadap kepribadian individu ditunjukkan oleh fakta bahwa disamping bisa memuaskan atau menyenangkan individu, lingkungan juga bisa memfrustasikan, tidak menyenangkan, dan bahkan mengancam atau membahayakan individu. Terhadap stimulus-stimulus tertentu yang dihadapinya, dalam hal ini stimulus yang mengancam atau membahayakan, individu biasanya menunjukan reaksi ketakutan, lebih-lebih apabila stimulus-stimulus tersebut tidak bisa diatasi atau sulit dikendalikan. Dan apabila stimulus yang membahayakn itu terus-menetus menghantui atau mengancam individu, maka individu ini akan mengalami kecemasa (anxiety).
          Freud membagi kecemasan ke dalam tiga jenis kecemasan, yakni kecemasan riel, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.
*      Kecemasan riel
Kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar seperti api, binatang buas, orang jahat, penganiayaan, dan hukuman.
*      Kecemasan neurotik
Kecemasan atas tidak terkendalinya naluri-naluri primitif oleh ego yang nantinya bisa mendatangkan hukuman. Sungguhpun sumbernya berada didalam diri, kecemasan neurotik pada dasarnya berlandaskan kenyataan, sebab hukuman yang ditakutkan oleh ego individu berasal di dunia luar.
*      Kecemasan moral
Menyatakan diri dalam bentuk rasa bersalah atau perasaan berdosa. Sama halnya dengan kecemasan neurotik, kecemasan moral bersifat nyata, dalam arti bahwa tekanan superego atas ego yang menimbulkan kecemasan moral itu mengacu kepada otoritas-otoritas yang riel atau nyata ada diluar individu (orang tua, penegak hukum, dan masyarakat)
Sungguhpun dapat menyebabkan individu berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan (meningkatnya tegangan), kecemasan pada dasarnya memiliki arti penting bagi individu. Secara ringkas bisa dikatakan bahwa kecemasan fungsi sebagai peringatan bagi individu agar mengetahui adanya bahaya yang sedang mengancam, sehingga individu tersebut bisa mempersiapkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi bahaya yang mengancam itu. Kecemasan ini masih akan kita persoalkan dalam pembahasan berikut.

SUMBER :
Koeswara, E., (1991). Teori-teori kepribadian. Bandung : PT Eresco